Pada pertengahan 1960-an, Pemerintah China memiliki akses ke sebelas ribu jurnal asing, lima juta paten asing, dan beberapa ratus ribu laporan penelitian, termasuk prosiding konferensi dan disertasi.

Pada Maret 1986, China mendirikan Program Riset dan Pengembangan Teknologi Tinggi Nasional. Program ini mengidentifikasi tujuh bidang sasaran untuk pengembangan, yakni ruang angkasa, bioteknologi, teknologi laser, teknologi informasi, otomasi, energi, dan bahan bakar baru. Pemerintah China mensponsori penelitian di bidang tersebut dan mendirikan perusahaan milik negara untuk mengembangkan atau mengimpor teknologi yang relevan.

Jika memungkinkan, perusahaan-perusahaan ini memperoleh produk baru dengan berkolaborasi dengan perusahaan Barat dan membeli kekayaan intelektual yang mereka inginkan. Ketika tidak ada satu pun dari metode itu yang memungkinkan, pemerintah melakukan spionase.

Kementerian Keamanan Negara dan dinas intelijen militer melatih mata-mata dan mengirim mereka ke AS dan Eropa. Mereka juga merekrut ilmuwan, insinyur, dan profesional kelahiran China lainnya yang kebetulan tinggal di luar negeri, terutama yang memiliki izin keamanan atau akses ke rahasia dagang.

Dalam merespons langkah China , pada 1996 Pemerintahan Bill Clinton meloloskan aturan bertajuk Economic Espionage Act, lalu diteruskan dengan China Initiative di bawah kendali Trump pada 2018.

1 2 3 4 5 6 7 8
Exit mobile version