Dalam memahami sikap Amerika Serikat terhadap TikTok, memang alasan privasi bukan yang utama. Merujuk penuturan Yudhijit Bhattacharjee dalam “A New Kind of Spy” (The New Yorker, April 2014), ketakutan adalah jawabannya.

AS takut China dapat mengejar atau bahkan lebih unggul kehebatannya di bidang teknologi. Terlebih, apabila proses kejar-mengejar di bidang teknologi ini dilakukan China dengan mencuri teknologi-teknologi milik AS.

Mereka khawatir jika langkah China seperti Uni Soviet yang berhasil membangun bom atom setelah Klaus Fuch, salah satu ilmuwan yang bekerja dalam Proyek Manhattan, ditangkap dan dijadikan mata-mata oleh Kremlin.

Langkah Aktif China

Bagi AS, ketakutan terhadap China, khususnya tentang mencuri pengetahuan, begitu nyata. Sejak 1940-an, Partai Komunis China diketahui mulai mengumpulkan informasi strategis dari luar negeri.

Institut Informasi Ilmiah dan Teknis yang didirikan pada 1958 memperoleh ribuan dokumen asing dan menerjemahkannya ke dalam bahasa China.

Pejabat dan akademisi menghadiri konferensi di Eropa dan AS guna membuat catatan pada diskusi panel, mengobrol dengan peserta lain, menguping, dan kadang-kadang mencuri laporan yang tidak dipublikasikan.

1 2 3 4 5 6 7 8
Exit mobile version