Jika Facebook dan media sosial lainnya bekerja memanfaatkan konsep six degree yang diterjemahkan melalui algoritma social graph, yang mengharuskan penggunanya menekan tombol “follow”, maka TikTok berbeda.

Aplikasi ini tak terlalu peduli dengan koneksi sosial, melainkan hanya berpaku pada kesenangan pengguna yang diterjemahkan dengan pembentukan algoritma baru media sosial, yakni interest graph.

Agar interest graph bekerja sesuai harapan, TikTok menjaring data penggunanya dalam variabel yang lebih besar dan lebih banyak.

Sebagai contoh, pada detik saat pengguna menggeser layar hp ke atas (swipe-up) pada sebuah video pendek yang direkomendasikan TikTok.

Jika swipe-up dilakukan cepat, TikTok akan merekomendasikan video dengan tema lain. Sebaliknya, jika swipe-up dilakukan perlahan, maka TikTok akan menyajikan video dengan tema serupa untuk membentuk “tema kesenangan pengguna”, lalu coba diberikan kepada pengguna lain.

Praktik ini dianggap tidak pantas oleh Amerika Serikat. Dalam pernyataan yang diberikan Robert O’Brien selaku Penasihat Keamanan AS pada Pemerintahan Presiden Donal Trump tanggal dalam acara yang diselenggarakan Arizona Commerce Authority tanggal 24 Juni 2020, Amerika Serikat khawatir data pengguna bervariabel besar yang dijaring TikTok jatuh ke tangan Pemerintah China.

1 2 3 4 5 6 7 8
Exit mobile version