Kemunculan mobil swakemudi dengan berbagai perangkat sensor dan alat komunikasi canggihnya diprediksi akan menurunkan tingkat kecelakaan di jalan raya. Artinya, kendaraan swakemudi memberikan tingkat keamanan yang relatif lebih besar dibandingkan dengan kendaraan konvensional.
Selama ini, insiden kecelakaan lalu lintas lebih banyak dipicu oleh perilaku manusia. Misalnya, pengemudi yang ugal-ugalan, mengantuk saat mengemudi atau mengkonsumsi alkohol maupun obat-obat terlarang.
Beberapa kajian memperkirakan bahwa kendaraan swakemudi dapat mengurangi kemungkinan kecelakaan lalu lintas hingga 33 persen, sementara beberapa kajian lain menunjukkan kemungkinan pengurangan kecelakaan lalu lintas bahkan bisa sampai 90 persen.
Terkait dengan aspek lingkungan, karena kendaraan swakemudi ini menggunakan listrik dan energi bersih lainnya, maka dampak lingkungannya tidak separah yang ditimbulkan oleh kendaran berbahan bakar fosil.
Kendati membawa implikasi positif dalam sejumlah hal, beberapa dampak negatif yang kemungkinan ditimbulkan oleh kendaraan swakemudi ini perlu pula diantisipasi sejak jauh-jauh hari.
Contohnya, dalam hal yang menyangkut infrastruktur jalan dan lahan parkir. Dengan perkiraan bahwa mobilitas warga akan lebih meningkat dan juga ongkos yang lebih murah dalam mendapatkan kendaraan swakemudi, maka kemungkinan besar jalan-jalan raya kita bakal dipadati kendaraan swakemudi.
Meski kendaraan ini mampu mengatur dirinya sendiri sehingga dapat menghindari kemacetan, toh diperlukan kondisi jalan raya yang prima dan memiliki ruang yang cukup untuk menampung jumlah kendaraan swakemudi yang nanti akan wara-wiri sepanjang hari.