Berantas Benalu dan Penyakit Organisasi adalah Tugas Pemimpin
Oleh Pak Oles
Direktur Utama Pak Oles Group
info ruang publik – Dalam setiap organisasi pasti ada pemimpinnya. Tanpa pemimpin, kelompok akan menjadi liar, tanpa tujuan, dan kacau. Bahkan dalam kelompok monyet, gajah, serigala, atau semut ada pemimpinnya. Pemimpin bertugas mengatur organisasi atau kelompok orang. Tugas pemimpin adalah mengatur, mengarahkan anggotanya agar sinkron, sinergis, bersatu mencapai tujuan.
Keberhasilan pemimpin dilihat dari kemampuannya mengantarkan organisasinya mencapai tujuan. Kegagalan organisasi, kelompok atau keluarga adalah kegagalan pemimpin. Pemimpin adalah panutan, di depan memberi contoh, di tengah membangun semangat, dan dari belakang mendorong anggota organisasi.
Pemimpin tidak boleh terlalu jauh di depan, terus di belakang, atau terus di tengah organisasi, dia harus bisa menempatkan dirinya sendiri, untuk menjalankan organisasi agar lebih cepat, efisien mencapai tujuan.
Seringkali kita menjumpai pemimpin yang malas membangun organisasinya, yang nyaman dengan posisinya yang selalu di atas, atau pemimpin yang merasa jumawa (sombong) dengan posisinya, seolah-olah dia akan selalu di atas, lupa akan tugasnya. Sampai akhirnya seluruh tugas kepemimpinannya dilupakan, dia lupa memberi contoh yang baik, dia lupa membangkitkan semangat, dia lupa mendorong dari belakang.
Pemimpin yang lupa itu bisa juga disebut pemimpin mabuk, mabuk kekuasaan, mabuk uang, mabuk kepintaran, mabuk keturunan, mabuk masa muda, mabuk kecantikan/kegantengan, dan mabuk alkohol/narkoba. Sampai pada titik kulminasi kemabukannya, pemimpin tersebut mengalami titik buta, buta akan posisinya, buta akan kondisi, dan buta akan dirinya, dia merasa orang yang paling hebat, tidak terkalahkan.
Sampai pada titik ini, pemimpin yang mabuk tersebut sudah sukses, sukses menjatuhkan organisasi, kelompok dan keluarganya. Dia sukses jatuh ke titik nadir, titik yang paling rendah di dalam hidup dan karirnya, dia diberhentikan, dipecat, dikucilkan, tidak dianggap, bahkan diganjar hukuman atas kemabukannya.
Pemimpin-pemimpin kecil atau menengah di dalam kelompok pemimpin organisasi, bisa saja mereka beregu saling membekingi, agar kemabukannya tidak terlihat nyata oleh pemimpin yang di atasnya. Kadang-kadang mereka harus manggut-manggut berpura-pura sadar atau mengerti akan tugasnya memimpin, tapi sebenarnya mereka masih lupa, karena kemabukannya. Dia akan segera melakukan kesalahan lama, walau sudah berkali-kali diperingati agar jangan melakukan, harus malu dan segera sadar akan tugasnya memimpin. Karena orang mabuk tidak mudah disadarkan, kecuali dengan kejutan yang lebih besar untuk menyadarkannya.