Menaikkan Harga Bahan Bakar Untuk Mengendalikan Subsidi yang Membengkak
info ruang publik – Indonesia telah menaikkan harga bahan bakar bersubsidi sekitar 30% pada hari Sabtu, kata para pejabat tinggi, ketika pemerintah bergerak untuk mengendalikan subsidi yang membengkak meskipun ada risiko protes massal.
Harga bensin bersubsidi dinaikkan menjadi Rp 10.000 ($67 sen AS) per liter dari Rp 7.650, sedangkan solar bersubsidi naik menjadi Rp 6.800 per liter dari Rp 5.150, kata menteri energi Arifin Tasrif.
“Saya sebenarnya ingin harga BBM dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi, tapi anggaran untuk subsidi sudah tiga kali lipat dan akan terus meningkat,” kata Presiden Joko Widodo dalam konferensi pers.
“Sekarang pemerintah harus mengambil keputusan dalam situasi yang sulit. Ini pilihan terakhir pemerintah,” kata Jokowi, panggilan akrab presiden itu.
Ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu telah mendongkrak subsidi energi 2022 menjadi 502 triliun rupiah ($34 miliar), tiga kali lipat dari anggaran semula, didorong oleh kenaikan harga minyak dunia dan depresiasi mata uang rupiah.
Jika harga tidak dinaikkan, anggaran akan membengkak lagi menjadi Rp 698 triliun, kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Dia memperkirakan total subsidi energi akan berkisar antara 591 triliun dan 649 triliun rupiah untuk tahun ini setelah kenaikan harga, dengan asumsi harga minyak mentah rata-rata tetap di kisaran $85 hingga $100 per barel untuk sisa tahun 2022.
Subsidi energi yang tinggi sebelumnya membuat inflasi Indonesia tetap rendah, memungkinkan bank sentral untuk menunda kenaikan suku bunga hingga bulan lalu, jauh di belakang rekan-rekan regional dan global. Tingkat inflasi Agustus adalah 4,69%.