PKS Buka Opsi Koalisi dengan KIM, Airlangga Ungkap Kans Masifnya
info ruang publik – Manuver demi manuver partai politik jelang Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta 2024-2029 semakin dinamis. Terbaru, Ketua Umum Partai Golongan Karya Airlangga Hartarto mengungkapkan kans masif Partai Keadilan Sejahtera untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM).
“Kalau untuk di Jakarta kemungkinan besar,” kata Airlangga di kantornya, Jakarta, Kamis (8/8/2024).
Sebagaimana diketahui, PKS telah menyatakan membuka opsi untuk berkoalisi dengan KIM dalam Pilgub DKI Jakarta 2024. Terutama karena pasangan Anies Baswedan dan Sohibul Iman (AMAN) tak kunjung memperoleh tiket untuk bisa bertarung nanti.
Juru Bicara PKS M. Kholid menegaskan bahwa PKS pun telah memutuskan kadernya harus ikut dalam Pilgub Jakarta, baik sebagai calon gubernur (cagub) atau calon wakil gubernur (cawagub). Namun, walaupun memiliki kursi terbanyak di Jakarta, PKS tidak dapat sendirian mengusung paslon.
Pasangan AMAN yang diusung pun masih membutuhkan empat kursi lagi agar dapat bertarung. PKS berharap Anies Baswedan, yang telah diusung, bisa menutupi kekurangan tersebut. PKS juga terus membangun komunikasi dengan partai-partai lain, seperti NasDem dan PKB, untuk memastikan pasangan AMAN berlayar.
Namun, sejak deklarasi pasangan AMAN di tanggal 25 Juni sampai batas waktu 4 Agustus telah terlewati, belum ada kepastian terkait bisa terpenuhinya tiket kontestasi AMAN, atau tidak. Akhirnya PKS mulai membuka opsi lain.
“Sebenarnya, tenggat waktu 40 hari yakni sejak 25 Juni deklarasi pasangan AMAN adalah waktu yang seharusnya cukup bagi Mas Anies untuk sama sama mengusahakan agar tiket ini berlayar,” ujar Kholid.
“Mas Anies sudah diberikan karpet merah dengan memperoleh 18 kursi PKS. Bahkan Presiden PKS Ahmad Syaikhu sampai turun gunung mencari mitra koalisi buat Mas Anies agar bisa memenuhi kekurangan kursi tersebut. Dan kami terus berdoa agar semua ikhtiar dimudahkan,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, lanjut Kholid, PKS kini sedang mempertimbangkan opsi untuk membangun komunikasi politik dengan KIM yang saat ini ingin mengusung Ridwan Kamil sebagai bakal cagub Jakarta. Opsi itu sedang dikaji dan dibahas oleh DPP PKS.
RK sendiri telah mengonfirmasi akan diusung sebagai cagub Jakarta selepas bertemu Airlangga tadi malam. Pertemuan itu digelar di rumah dinas Airlangga di kawasan Widya Chandra, Jakarta Selatan.
Menyikapi dinamika politik terkini, Musfi Romdoni selaku analisis sosial-politik Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) menilai kecil kemungkinan PKS melepas dukungan dari Anies.
“Menyikapi situasi terkini, PKS melempar dua opsi. Satu bersama Anies, kedua bersama KIM. Tapi, apa pun opsinya, PKS ingin kadernya maju sebagai calon wakil gubernur. Kalau bicara kemungkinan, peluang PKS mengusung kader kan di opsi pertama,” ujarnya.
“Memangnya KIM mau memberikan jatah wakil ke PKS? Ada Gerindra di sana, ada PAN, Demokrat, dan mungkin partai lainnya. Bulan Juni lalu Waketum Gerindra Habiburokhman membantah isu KIM menawari PKS posisi wakil gubernur,” lanjutnya.
Musfi menilai, isu tawaran KIM Plus justru dimanfaatkan PKS untuk melakukan gertakan politik. Situasi yang memanas akibat munculnya isu kotak kosong membuat PKS mencoba mendorong Anies.
“Ini perang psikologi, kepanikan sedang dibuat untuk mendesak Anies mengambil keputusan,” kata Musfi.
Dia bilang kalau PKS sedang melakukan cipta kondisi. Jika sebelumnya Anies memiliki banyak opsi sebagai kandidat terkuat, sekarang Anies dihadapkan hanya pada dua pilihan. Bersama PKS atau tidak maju sama sekali.
“Yang saya lihat, dan ini begitu menarik, tekanan dari KIM justru memberi keuntungan ke PKS. Kalau tidak ada isu kotak kosong, PKS tidak akan dapat momentum seperti ini untuk memberi tekanan ke Anies,” ujar Musfi.
“Coba bayangkan, Anies yang ingin dilamar oleh banyak partai, bahkan oleh PDIP, tengah dihadapkan pada situasi dilematis. Pilih wakil dari PKS atau mengubur keinginan maju di Pilgub Jakarta 2024,” lanjutnya.