Banjir Landa Ditengah Terik, Warga Bekasi Minta Tanggul-Tanggul Diperbaiki

info ruang publik – Banjir melanda sejumlah permukiman penduduk di Kota Bekasi sepanjang hari yang terik, Minggu 24 Maret 2024. Banjir yang berasal dari luapan Kali Bekasi, karena lonjakan debit kiriman dari hulu di wilayah Bogor, mencapai yang tertinggi sedada orang dewasa.

Kepala pelaksana BPDB Kota Bekasi, Enung Nurcholis, menerangkan hujan intensitas tinggi turun di wilayah hulu sejak Sabtu sore hingga malam harinya. “Jam 10 malam sudah hujan lebat di sana,” kata Enung, Minggu.

Berdasarkan pengamatan, lonjakan debit Kali Cileungsi sampai di Kali Bekasi sekitar jam 04.30 WIB. Laporan Komunitas Peduli Sungai Cikeas-Cileungsi menyebut, tinggi muka air Kali Bekasi mencapai 600 sentimeter, atau hampir dua kali lipat batas maksimal normal yang 350 sentimeter.

Banjir lebih dulu menggenangi permukiman penduduk di Pangkalan 1 Bantargebang yang terimbas melubernya Kali Cileungsi. Tak lama kemudian permukiman di Vila Nusa Indah dan Pondok Gede Permai di Jatiasih juga banjir.

Banjir lalu meluas ke wilayah hilir seperti Perumahan Kemang IFI, Jaka Kencana, Gang Mawar Bekasi Timur, Bekasi Utara hingga ke Babelan, Kabupaten Bekasi. Titik terparah ada di Teluk Pucung, Bekasi Utara.

Enung menyebut, pihaknya telah melakukan pemantauan secara langsung. Menerjunkan personel ke titik-titik terdampak banjir dan mengevakuasi warga yang ingin mengungsi.

Menurut dia, sebagian besar banjir sudah surut, tapi beberapa titik masih terendam seperti di Kampung Lebak, Kelurahan Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara. Ketinggian banjir menjelang sore di lokasi ini masih setinggi paha orang dewasa. Begitu juga beberapa wilayah di Babelan.

‘Tanggul-tanggul Diperbaiki, Itu Doang yang Kami Minta’

Di Kampung Lebak, Teluk Pucung, Bekasi Utara, seluruh warganya memilih tetap bertahan di rumah masing-masing meski banjir bertahan sekitar 10 jam. Meninggi sejak pukul 6, air masih merendam hingga menjelang petang.

Kampung Lebak menjadi lokasi terparah dibandingkan wilayah lain yang terendam banjir hari ini. Selain berada di bantaran sungai, kampung ini juga berada di dataran rendah.

“Tiga jam sebelum air datang sudah dikasih tahu. Jadi kami sudah siap-siap dulu lah,” ucap Wardi, warga Kampung Lebak. Dia menambahkan, “Air lumayan hari ini, lebih lama dibandingkan biasanya.”

Wardi bersama dengan warga lainnya menjadi anggota sebuah komunitas peduli lingkungan yang konsentrasi pada Kali Bekasi. Artinya, ia selalu menerima informasi terkait debit air yang berpotensi menimbulkan banjir.

Laporan Komunitas Peduli Sungai Cikeas-Cileungsi menyebut, tinggi muka air di titik pertemuan dua sungai itu pada top level mencapai 600 sentimeter. Batas maksimal normalnya 350 sentimeter.

Menurut Wardi, banjir kiriman rutin melanda Kampung Lebak Bekasi jika hujan lebat di hulu. Hingga saat ini, dia menambahkan, belum ada penanggulangan yang memiliki dampak signifikan.

“Harapannya biar bagaimana pemerintah menangani banjir ini yang berdampak ke kita rakyat bawah,” katanya sambil menambahkan, “Tanggul-tanggul diperbaiki, itu doang yang kami minta dari pemerintah.”

Sumber

Exit mobile version