Ketua Umum Korpri Ingatkan Para ASN Yang Masih Banyak Sia-Siakan Waktu Kerjanya
info ruang publik – Ketua Umum Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Zudan Arif Fakrulloh memperingatkan kepada para aparatur sipil negara (ASN) yang masih banyak menyia-nyiakan waktunya pada saat jam kerja.
Ia menuturkan, sebetulnya saat ini para ASN atau anggota Korpri sudah berperan optimal dan terus berjuang bahu membahu memberikan pelayanan publik terbaik di bidang masing-masing kepada masyarakat. Namun, ia mengingatkan masih banyak yang menyia-nyiakan waktu produktifnya.
“Yang sudah bekerja hebat banyak, tapi ada enggak yang masih kerja biasa-biasa saja, dan kadang-kadang bekerja di luar yang biasa,” kata Zudan dalam acara Seminar HUT ke-52 Korpri 2023 yang ditayangkan melalui akun Youtube Dewan Pengurus Korpri Nasional, Selasa (17/10/2023).
Anggora Korpri yang menyia-nyiakan waktu itu ia sebut kerapkali datang ke kantor pada pukul 08.00 namun langsung masuk ke kantin, bukan ke kantor. Ke kantin pun bukan hanya untuk sarapan sesaat, tapi bisa menghabiskan waktu hingga 2 jam, dan baru masuk ruang kerja pukul 10.00.
“Datang jam 8 setelah itu masuk kantin, sarapan sampai jam 10, setelah itu masuk lagi ke kantor jam 10 sampai setengah 12, Jam setengah 12 sampai jam 1 istirahat di masjid dan seterusnya,” ucap Zudan.
Terhadap perilaku anggota yang seperti itu, Zudan meminta supaya mereka mengubahnya segera dengan fokus pada aktivitas yang produktif sesuai tugas dan fungsi masing-masing. Sebab, jika dibiarkan malah terkesan membuang-buang waktu.
“Nah saya minta mari tingkatkan produktivitas. Kurangi hal-hal yang memang terlihat bapak dan ibu terkesan membuang waktu,” ujar Zudan.
Kendati begitu, ia mengakui, salah persepsi masyarakat kadangkala juga terjadi terhadap anggota Korpri yang memang tugasnya di lapangan. Misalnya, terhadap ASN yang bekerja di dinas perdagangan dan terjun ke pasar-pasar untuk cek harga pada saat jam kerja.
“Ada ASN kita sedang tugas di pasar karena dia pegawai di dinas perdagangan di pemda sedang cek harga-harga di pasar dengan baju korpri atau baju coklat, dikiranya oleh masyarakat PNS berkeliaran di pasar,” tutur Zudan.
Untuk menghadapi persoalan itu, Zudan menyarankan supaya anggota Korpri juga harus gencar membuat rilis jika terjun ke lapangan. Melalui rilis yang disebar ke berbagai media elektronik itu menurutnya bisa menjadi bukti atau akuntabilitas publik terhadap PNS yang kerja di lapangan saat jam kerja.
“Sehingga kalau ada tudingan miring langsung disetir saja berita itu, kemarin kami bukan berkunjung main ke pasar belanja, tapi sedang survei harga untuk menekan inflasi, termasuk rekan-rekan yang di dinas ketahanan pangan di dinas PU (pekerjaan umum),” tegasnya.
“Karena sering kali gunakan seragam turun ke lapangan masyarakat enggak tahu dikiranya PNS sedang main buang-buang waktu dan seterusnya,” ucap Zudan.
Ia menekankan, ini juga menjadi bukti pentingnya pembentukan citra atau branding terhadap kinerja masing-masing anggota Korpri. Branding itu menurutnya tidak hanya bisa dilakukan melalui rilis, melainkan juga bisa melalui konten dalam akun media sosial seperti instagram, Facebook, hingga X.
“Maka dibalik semua kinerja yang kita lakukan teman-teman perlu melakukan branding ASN. Nah, apa yang perlu dibranding? kinerja teman-teman, produk teman-teman, diumumkan ke masyarakat sebagai bentuk akuntabilitas publik kita,” tegas Zudan.