Showing 2 of 5

Misal, dalam satu kesempatan kampanye terbuka Prabowo di Stadion Kridoso, Yogyakarta pada Senin (8/4/2019), diwarnai aksi gebrak-gebrak meja podium. Hal itu dilakukannya saat mengingatkan kepolisian dan TNI agar tidak menjadi alat segelintir elite termasuk antek asing.

Hubungan Prabowo dengan Media Sempat Kurang Harmonis

Hubungan Prabowo dengan media juga sempat tak harmonis. Musababnya, Prabowo menuding media sebagai perusak demokrasi. Pernyataan itu ia ucapkan saat berpidato di peringatan hari buruh internasional atau May Day 2019 yang digelar Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), di Tenis Indoor Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (1/5/2019).

Ia menyisipkan tudingan itu usai menyinggung soal kemungkinan adanya kecurangan pada “wasit” dalam Pemilu 2019. Prabowo mengatakan rakyat Indonesia suatu saat tidak akan bisa menerima lagi apabila terus dibohongi. Ia meminta agar media tidak memutarbalikkan sesuatu yang sudah jelas-jelas tidak benar.

Meski tidak mengaitkannya secara langsung, tapi pernyataan Prabowo itu seolah meminta media untuk tidak ikut membalikkan fakta bahwa tidak ada kecurangan yang terjadi selama Pemilu 2019 berlangsung.

“Akan tercatat dalam sejarah hai media-media, kau merusak demokrasi di Indonesia,” kata Prabowo dalam pidatonya. “Ini gimana bicara apa adanya? Ya saya harus bicara apa adanya. Yang tidak benar kita harus katakan tidak benar. Yang tidak benar jangan kau balik,” kata Prabowo.

Prabowo juga mewanti-wanti agar media berhati-hati karena tindak-tanduknya diawasi. Di sisi lain, ia mengingatkan ada konsekuensi yang diterima bila nyatanya media tak berlaku sebagaimana seharusnya.

“Para media hati-hati, kami mencatat kelakuanmu satu-satu. Kami bukan kambing-kambing yang bisa kau atur-atur. Hati-hati kau ya. Suara rakyat adalah suara Tuhan,” ucap Prabowo kala itu.

Showing 2 of 5
Exit mobile version