Ketakutan Amerika Serikat Terhadap TikTok dan Teknologi China
info ruang publik – Pada 1929, penulis asal Hungaria bernama Frigyes Karinthy menulis esai berjudul “Chain-Links” yang di dalamnya menyebut bahwa Bumi menyusut.
“Penyusutan Bumi terjadi karena denyut nadi komunikasi fisik dan verbal yang kian cepat. Setiap orang di Bumi, atas kehendak saya atau siapapun, sekarang dapat mengetahui pikiran atau apa yang sedang saya lakukan hanya dalam tempo beberapa menit,” tulisnya.
Meskipun menyinggung perkembangan komunikasi sebagai biang penyusutan Bumi, Karinthy tak berbicara soal telegram atau teknologi komunikasi apapun yang tengah berkembang saat itu. Dalam esainya, ia mengajukan konsep bertajuk “six degree” sebagai pangkal utama menyusutnya Bumi.
Menurut konsep ini, Bumi yang kala itu diisi 1,5 miliar jiwa, setiap orang hanya butuh lima pengantar atau pihak ketiga untuk terhubung dengan siapapun, di manapun.
Hal ini ditanggapi sosiolog asal Amerika Serikat bernama Stanley Milgram pada 1967 yang menganggap hipotesis Karinthy benar.
Memanfaatkan komputer dalam upaya menghubungkan sosok acak asal Nebraska dengan sosok acak lainnya asal Boston dalam kerangka penelitian berjudul “small world problem”, Milgram menyebut bahwa setiap orang di dunia rata-rata hanya butuh 5,2 penengah untuk terhubung dengan siapapun di seluruh dunia.