“Itu menurut saya modal bagus, kalau dari sisi standar kurang. Harusnya incumbent 80 persen,” tutur Kunto.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengatakan, keputusan Ridwan Kamil urung maju sebagai bakal calon di Pilpres 2024 sudah tepat dan realistis.
Sebab, ia terkendala dengan kepatuhan sebagai kader Golkar. Golkar sendiri mendorong Airlangga.
“Ridwan Kamil sepertinya cukup realistis, karena untuk maju Pilpres 2024 pastinya Ridwan Kamil sangat terkendala dengan keputusan politik Golkar yang merekomendasikan Airlangga sebagai capres,” kata Adi.
Keputusan itu tak boleh dibantah dan diinterupsi oleh kader Golkar, termasuk Ridwan Kamil.
“Airlangga harga mati bagi Golkar, karena itu amanat Munas yang sampai sekarang tidak berubah apa pun,” ucap Adi.
Menurut Adi, sekalipun elektabilitas Ridwan Kamil tinggi, tidak bisa berbuat apa-apa.
“Harus tegak lurus pada putusan pada kebijakan partai. Di mana Golkar capresnya Pak Airlangga Hartarto,” kata Adi.
Ia mengatakan keputusan Ridwan Kamil maju kedua kali dalam bursa Pilgub Jabar berpotensi menang. Namun, untuk maju capres, hal itu mustahil terjadi.
“Sejak Ridwan Kamil masuk Golkar apa pun judulnya, Ridwan Kamil harus tegak lurus, patuh dengan semua kebijakan politik Golkar,” pungkas Adi.