“Kami tidak tahu berapa jumlah uang yang dimintakan. Tetapi, juga itu tidak mungkin minta uang ke Susi Air, sementara pesawatnya dibakar,” kata Donald. Dari kalkulasi kerugian materiel yang dialami Susi Air dalam penyerangan dan pembakaran oleh KKB itu, mencapai lebih dari Rp 20 miliar.

“Nilai harga pesawat yang dibakar itu saja, sudah 2 juta dolar (Amerika). Dan itu tidak bisa diganti (yang baru) karena sudah tidak ada produksinya lagi,” ujar Donald.

Perusahaan penerbangan perintis sipil tersebut tak punya perpanjangan tangan agar dapat berkomunikasi langsung dengan para separatisme bersenjata itu. Pihak KKB pun tak pernah mengajukan langsung tuntutan maupun permintaan kepada Susi Air sebagai barter kebebasan Kapten Philips.

Karena itu, Susi Pudjiastuti, selaku pemilik dan manager Susi Air, memercayakan aksi-aksi lapangan yang dilakukan otoritas resmi Pemerintah Indonesia, dalam usaha membebaskan pilot berkebangsaan Selandia Baru itu.

“Saya sampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat (Indonesia), Bapak-bapak TNI dan Polri, tokoh-tokoh yang berusaha dan mengupayakan, berupaya, dengan negosiasi dengan segala cara untuk bisa membebaskan Kapten Mark Marthens,” ujar Susi.

Susi mengatakan, tanggung jawab pihaknya sebagai korporasi sejauh ini hanya dapat melakukan komunikasi dengan Pemerintah Indonesia dan Selandia Baru. Itu dilakukan untuk memastikan keberadaan maupun keselamatan, juga kondisi hidup dari Kapten Philips. Akan tetapi, kata dia, pihaknya, pun tak dapat melakukan langkah yang lebih jauh dari itu.

1 2 3
Exit mobile version