Gelombang Protes di Yordania, Mengapa?

0
Showing 1 of 3

Gelombang Protes di Yordania, Mengapa?

info ruang publik – Sejak dua pekan terakhir, Yordania menghadapi aksi protes menentang tingginya harga bahan bakar. Solusinya adalah reformasi sektor energi. Namun, pemerintah bergulat dengan minimnya dana dan kemauan.

Tiga polisi tertembak mati di selatan Yordania pada awal pekan ini. Pelaku penembakan ikut tewas. Kekerasan bereskalasi di Kota Maan yang dilanda gelombang protes sejak beberapa hari silam. Beberapa pekan sebelumnya, seorang perwira menengah kepolisian dikabarkan tewas terkait aksi demonstrasi. Buntutnya, aparat menangkap lebih dari 40 orang dalam sebuah razia nasional.

Banyak warga Yordania yang dikejutkan oleh serangkaian pembunuhan terhadap aparat keamanan tersebut, kata Edmund Ratka, Direktur Yayasan Konrad Adenauer Jerman di ibu kota Amman. Repotnya, ketiga aparat tewas tertembak saat merazia sebuah rumah yang diduga menampung tersangka pelaku pembunuhan polisi.

Koran pemerintah, Jordan Times, melaporkan tersangka pelaku merupakan anggota kelompok berideologi Takfiri. Aliran radikal Islam ini banyak mendasari gerakan teror Al-Qaida atau Islamic State. Sulit dibayangkan, pembunuhan aparat berkaitan dengan gerakan protes di Yordania terhadap kerajaan.

“Kaum jihadis telah kehilangan dukungan di masyarakat,” kata Ratka. “Kebanyakan warga Yordania punya masalah yang lebih mendesak dan tidak mewakilkan aspirasi politiknya kepada kelompok ekstremis Islam.” Dia tidak menutup kemungkinan, kelompok teror merupakan “penumpang gelap” dalam aksi protes.

Aksi mogok meluas

Protes di Yordania dipicu aksi mogok pengemudi truk dan bus pada awal Desember lalu. Mereka menuntut keringanan pajak demi menurunkan harga bahan bakar. Buntutnya, demonstrasi meluas di penjuru negeri. Akhir pekan lalu, asosiasi pedagang eceran mendeklarasikan mogok massal. Sementara blokade dan aksi mogok jalan juga dilaporkan terjadi berbagai kota.

Showing 1 of 3
Exit mobile version