Gelombang Protes di Yordania, Mengapa?

0
Showing 3 of 3

Lonjakan harga bahan bakar menimpa warga yang sudah kelimpungan oleh pandemi corona dan krisis gandum akibat invasi Rusia di Ukraina. Saat ini tingkat pengangguran di Yordania berkisar 20 persen. Kondisi diperparah oleh krisis air yang perlahan meluas. Di tengah situasi yang sengit, “mudah tercetus tuduhan korupsi kepada pemerintah,” kata Ratka.

Bahwa aksi protes berawal di selatan bukanlah hal yang mengejutkan, kata Andre Bank, analis politik di German Institute for Global and Area Studies (GIGA). Kawasan tersebut adalah jantung industri transportasi Yordania yang paling terpukul oleh lonjakan harga bahan bakar.

“Banyak penduduk di sana yang sejak lama berpandangan bahwa mereka diabaikan oleh pemerintah dan dijauhkan dari pertumbuhan ekonomi. Pandangan itu menyulut amarah terhadap kerajaan,” kata Bank.

Meski begitu, pakar sepakat gelombang protes di Yordania belum akan membahayakan kerajaan. Apa yang ditentang adalah konsep “loyalitas kepada monarki berbalas kemudahan berbisnis,” kata Edmund Ratka. Namun, apakah pemerintah siap menjalankan reformasi dan menanggalkan kekuasaan kaum elit, “sangat diragukan bahwa mereka bersedia,” tukas Andre Bank.

Source:

Showing 3 of 3
Exit mobile version