Kemudian ia melanjutkan dengan mengutarakan sifat ayahnya semasa hidup yang selalu mengingat rakyat, namun tidak mengingat anak-anaknya.
“Perbedaan kalian dengan Gus Dur, mau tau enggak perbedaannya apa? Gus Dur selalu ingat rakyat. Gus Dur jadi presiden ingatnya rakyat, enggak ingat anak-anaknya. Wong sebelum jadi presiden aja enggak ingat anaknya, apalagi pas jadi presiden,” ucap Inaya.
“Gus Dur itu waktu turun ya tergantung ini turun sendiri atau diturunkan. Aku percaya diturunkan, itu tetap yang diingat karena rakyat. Kalau kalian sing jadi presiden iki kamu, anakmu, keluargamu dapat apa, jadi apa, istrinya yang satu jadi lebih, hartanya ganti balik nama, ke sini ke situ. Kalau Gus Dur enggak, tetap ingat rakyat,” ujar Inaya.
Kemudian dalam lawakannya ia menyebutkan Gus Dur merupakan presiden namun bisa menjadi orang biasa. Inaya memberikan analogi orang biasa yang mendapatkan wahyu maka disebut nabi, sedangkan Gus Dur mendapatkan wahyu namun Wahyu Muryadi makanya hanya menjadi presiden.
“Itu pun jadi presidennya cuma sebentar, karena modal dengkul. Itu pun bukan dengkulnya Gus Dur, tetapi dengkulnya Pak Amin Rais,” katanya sambil menunduk ke bawah.