“Padahal di identitas lain seperti kesukuan dan identitas politik juga ada problem. Sebagai contoh kasus di Papua,” ungkap dia.
Dia berharap agama bisa dijadikan energi konstruktif dalam menyatukan masyarakat. Menurut dia, apabila ruang publik diisi dengan narasi negatif, juga akan berakhir negatif.
“Agama pun bisa menjadi hal negatif. Bahwa ada problem di antara umat beragama memang iya dan PP Muhammadiyah akan membantu mengatasi problem tersebut,” papar dia.
Mengenai istilah moderasi agama yang selama ini digaungkan banyak pihak, Haedar berharap adanya dialog dengan berbagai pihak. Sehingga, istilah moderat tidak dikuasai salah satu pihak dominan.
“Yang penting, tepikan dimensi politik dan politisasi baik dalam hal kekuasaan dan agama,” kata dia.