Melihat besarnya dukungan fiskal yang diberikan untuk Papua dan Papua Barat, menurut Yustinus penting mengevaluasi 20 tahun otsus untuk diperbarui, yaitu lewat peningkatan dan penguatan desain tata kelola yang akuntabel dan transparan, peran Apara Pengawas Intern pemerintah (APIP) dengan melibatkan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan sinergi antar K/L, pengaturan terkait usulan DTI, serta efektivitas monev dan penggunaan sisa dana otsus.
Pemanfaatan dana otsus sendiri diprioritaskan untuk pendidikan dan kesehatan. Untuk capaian di bidang pendidikan, dari data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata penurunan tingkat buta huruf di Papua dan Papua Barat lebih baik dari nasional. Untuk Papua -1,49/tahun, Papua Barat -0,44/tahun, sementara nasional -0,39/tahun.
Kemudian untuk rata-rata peningkatan angka partisipasi murni (APM) Papua 1,08/tahun, lebih baik dari APM nasional yang 0,74/tahun. Sedangkan rata-rata peningkatan APM Papua Barat 0,68/tahun, lebih rendah dari nasional.
Untuk capaian di bidang kesehatan, rata-rata peningkatan tingkat umur harapan hidup Papua dan Papua Barat lebih rendah dari nasional. Untuk nasional angkanya 0,17/tahun, Papua 0,15/tahun, sedangkan Papua barat 0,48/tahun. Berikutnya untuk rata-rata peningkatan tingkat persalinan ditolong tenaga kesehatan, di Papua 1,42/tahun dan Papua Barat 1,65/tahun, lebih baik dari nasional yang 0,73/tahun.