Dewan Kolonel adalah Jalan Perang Narasi Antara Loyalis Puan dan Ganjar

0
Showing 4 of 5

“Dan kalau dilihat dari statement-statement, emang sepertinya tempat untuk Mas Ganjar maju dari PDIP agak rumit bahkan sulit ya karena buat PDIP, naiknya Mbak Puan adalah jaminan soliditas dan keberlangsungan trah Soekarno dalam posisi puncak PDIP,” kata Rico.

Mengapa Sampai Bentuk Kekuatan seperti ‘Dewan Kolonel’?

Dosen politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menilai, keberadaan Dewan Kolonel sebagai bukti bahwa elite-elite PDIP di Senayan mendukung Puan demi menaikkan elektabilitas ketua DPR tersebut. Ia pun menilai, fenomena kemunculan Dewan Kopral yang digagas relawan Ganjar juga sebagai sinyal perang narasi antara kubu Puan dengan Ganjar dalam perebutan tiket Pilpres 2024.

“Jadi ini kuat-kuatan narasi mempengaruhi suara publik saja sebenarnya. Tentu untuk kepentingan Pemilu 2024 bukan ada yang lain,” kata Adi.

Pria yang juga Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini tidak memungkiri kemunculan Dewan Kolonel adalah simbol pelajaran PDIP dalam upaya pencapresan. PDIP tidak ingin kejadian Jokowi yang maju Pemilu 2014 karena tekanan relawan kembali terulang.

Adi mengatakan, PDIP belajar bahwa suara relawan tidak serta-merta masuk ke partai. Ia beralasan, para relawan adalah kelompok masyarakat melek politik yang notabene suaranya tidak mengarah ke PDIP, apalagi partai berlambang moncong putih itu menginstruksikan tidak boleh ada suara dukungan ke kandidat manapun.

“Bahkan PDIP belajar banyak itu soal pencapresan relawan itu tidak bisa mendikte, tapi saat bersamaan relawan ini gak patah arang, terus menyuarakan Ganjar untuk diusung terus sebagai calon yang layak untuk diperhitungkan oleh PDIP,” kata Adi.

“Artinya relawan ini menempel pada Ganjar, bukan menempel pada partai. Makanya kalau Ganjar misalnya tak diusung PDIP, maka sangat mungkin para relawan ini juga akan hijrah mendukung Ganjar dari manapun dia berasal,” kata Adi.

Showing 4 of 5
Exit mobile version