BBM Vivo Jadi Rp 10.900, Ini Harga di Pertamina, Shell, dan BP

0
Showing 3 of 3

“Berdasarkan hal tersebut, pemerintah akan menegur badan usaha apabila menjual BBM melebihi batas atas. Penetapan harga jual di SPBU saat ini merupakan kebijakan badan usaha yang dilaporkan ke Menteri cq. Dirjen Migas, sehingga tidak benar pemerintah meminta badan usaha untuk menaikkan harga,” jelas Dirjen Migas Tutuka dalam keterangan resminya, Senin (5/9/2022).

Sementara manajemen Vivo menjelaskan bahwa produk Revvo 89 sebenarnya merupakan produk BBM yang tidak disubsidi, sehingga harga jualnya ditentukan harga BBM internasional serta peraturan lokal tentang formula harga jual maksimum. “Harga BBM internasional telah bergejolak belakangan ini,” ungkap Manajemen Vivo dalam keterangan resminya, Selasa (6/9/2022).

Jaringan SPBU Vivo berada di bawah bendera PT Vivo Energy Indonesia, perusahaan sektor hilir minyak dan gas bumi. Perusahaan ini resmi beroperasi di Indonesia sejak tahun 2017 lalu. Awalnya perusahaan ini bernama PT Nusantara Energi Plant Indonesia (NEPI), tetapi kemudian berganti menjadi PT Vivo Energy Indonesia.

Meski namanya hampir serupa dengan merek ponsel asal Tiongkok, secara kepemilikan, perusahaan penyalur BBM ini sejatinya masih terafiliasi dengan Vitol Group, raksasa minyak yang berbasis di Swiss. Vitol Group awalnya didirikan di Rotterdam pada 1966. Perusahaan ini juga mengembangkan jaringan SPBU di Belanda, Singapura, Inggris, Australia, dan beberapa negara di Afrika. Vitol Group merupakan salah satu perusahaan penyalur BBM terbesar secara global. Pada tahun 2021 lalu, perusahaan mencatatkan pendapatan sebesar US$ 279 miliar.

Source:

Showing 3 of 3
Exit mobile version