Kurikulum dan Penilaian

0
Showing 1 of 3

Kurikulum dan Penilaian

Zubir Direktur Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe | Opini

info ruang publik – Penilaian adalah salah satu bentuk evaluasi proses pembelajaran. Ada yang dilaksanakan secara harian, tengah semester, dan akhir semester. Penilaian dilakukan untuk melihat seberapa siswa memahami materi yang sudah diajarkan. Hasil akhir belajar itu biasanya dalam bentuk rapor. Mencakup kompetensi pengetahuan, kompetensi sikap, dan kompetensi keterampilan.

Dinamika penilaian

Tak salah jika kita kembali merefleksi bagaimana dinamika sekolah dalam memberikan nilai rapor yang tak hanya sebatas angka-angka. Angka-angka itu merepresentasi proses panjang yang mengerahkan segala daya upaya dan melibatkan para pihak. Dalam memberikan nilai rapor, guru memperhitungkan banyak hal sebagai pertimbangan, dan biasanya pertimbangan nonteknis pembelajaran.

Pertama, memberikan nilai kasih sayang kepada siswa karena sikapnya dianggap sopan di kelas. Padahal dalam kurikulum telah jelas dipisahkan antara penilaian pengetahuan dan penilaian sikap.

Kedua, takut diprotes orangtua. Kondisi ini lumayan banyak terjadi di kalangan orangtua yang tidak siap menerima nilai rendah anaknya. Pernah ada orangtua komplain nilai mata pelajaran agama Islam rendah karena—menurutnya–anaknya pintar mengaji. Ada juga yang ingin memasukkan anaknya ke fakultas kedokteran, tidak akan diterima jika nilai matematika dan bahasa Inggrisnya rendah, juga banyak lagi cerita lain.

Ketiga, ini sepertinya sudah terjadi secara sistemik di lingkungan pendidikan kita, sudah berada di fase sangat mengkhawatirkan. Guru merencanakan nilai anak sejak awal supaya nanti bisa masuk ke universitas melalui jalur undangan. Guru memberikan nilai rendah dianggap telah menghancurkan masa depan anak. Dalam praktik lain, ada pola menabung nilai di setiap semester. Misalnya di semester 1 siswa mendapat (diberikan) nilai 90, maka yang dipasang di rapor ialah 85. Sisanya disimpan untuk semester depan supaya grafik nilai siswa menaik, dan ini akan dianggap bagus oleh universitas. Ini bukanlah semata-mata atas inisiatif guru mata pelajaran, tapi sudah tersistem dari sekolah.

Showing 1 of 3
Exit mobile version