Menaikkan Harga Bahan Bakar Untuk Mengendalikan Subsidi yang Membengkak

0
Showing 2 of 3

Hariyadi Sukamdani, Ketua Kelompok Usaha Asosiasi Pengusaha Indonesia, mengatakan tekanan harga secara keseluruhan dari kenaikan harga BBM tidak akan terlalu besar, dengan ekspektasi inflasi akan mencapai 6% pada akhir tahun.

“Kalau harga barang terlalu mahal, orang tidak akan membeli. Kami tidak bisa menaikkan harga terlalu banyak,” katanya.

Pengusaha menggunakan bahan bakar non-subsidi, tetapi kenaikan harga akan mempengaruhi biaya logistik, kata Hariyadi.

Namun, percepatan inflasi dapat memberikan tekanan pada bank sentral untuk memperketat kebijakan moneter lebih cepat. Bank mengadakan pertemuan kebijakan dua hari yang berakhir pada 22 September.

Sensitif Politik

Harga bahan bakar adalah masalah yang sensitif secara politik di Indonesia, dan perubahan tersebut akan memiliki implikasi besar bagi rumah tangga dan usaha kecil, karena bahan bakar bersubsidi menyumbang lebih dari 80% dari penjualan raksasa minyak milik negara Pertamina.

Kenaikan harga bahan bakar terakhir terjadi pada 2014, beberapa bulan setelah Jokowi menjabat, yang bertujuan untuk membebaskan ruang fiskal. Hal itu memicu protes di seluruh nusantara.

Partai Buruh oposisi telah mengatur protes yang melibatkan ribuan pekerja untuk Selasa, ketua Said Iqbal, yang juga mengepalai serikat pekerja, mengatakan kepada Reuters, menyerukan parlemen untuk menekan pemerintah untuk membatalkan kenaikan harga.

Showing 2 of 3
Exit mobile version