Arah Parpol Nonparlemen Jelang 2024: Antara Verifikasi & Koalisi

0
Showing 2 of 4

Pada Pemilu 2019, Perindo menjadi partai nonparlemen yang memperoleh suara paling tinggi. Angkanya mencapai 3.738.320 atau setara dengan 2,67 persen. Disusul Partai Berkarya 2.929.495 atau setara 2,09 persen, PSI 2.650.361 atau 1,89 persen, Hanura 2.161.507 atau 1,54 persen, PBB 1.099.848 atau 0,79 persen, Partai Garuda 702.536 atau 0,50 persen, dan PKPI 312.775 atau 0,22 persen.

Namun, ambang batas parlemen 4 persen menjadi penghalang bagi mereka untuk maju ke parlemen. Akan tetapi, apabila mereka bersatu bisa menjadi akumulasi suara sebesar 9,7 persen. Suara yang besar dan menjadi incaran banyak partai.

Suara partai nonparlemen tersebut sudah menjadi incaran sejumlah pihak. Salah satunya dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PAN dan PPP. Mereka sering menyebut ada partai nonparlemen yang bergabung dengan mereka, namun merahasiakan nama partai tersebut kepada publik.

“Ada partai dari parlemen dan nonparlemen yang bergabung dengan kami. Tapi soal nama itu rahasia,” kata Wakil Ketua Umum DPP PPP, Arsul Sani di Gedung DPR beberapa waktu lalu.

Potensi itu semakin menguat, karena tidak hanya Arsul yang mengonfirmasi akan ada partai nonparlemen yang akan bergabung dengan KIB. Pengurus PAN dan Golkar juga mengonfirmasi perihal yang sama, tapi mereka masih enggan membeberkan apa dan siapa partai itu.

Sibuk Mengurus Verifikasi Partai

Menduduki posisi kedua setelah Perindo sebagai partai nonparlemen pemilik suara terbesar di Pemilu 2019, Partai Berkarya tidak ingin ambil pusing soal koalisi. Sekjen Partai Berkarya, Badarudin Andi Picunang mengatakan, saat ini fokus mereka adalah menjadi peserta Pemilu 2024.

Showing 2 of 4
Exit mobile version