Pendemo minta kedua anggota dewan tersebut dihadirkan. Namun, karena sedang tidak berada di kantor, Ketua DPRD Kota Banjarmasin, Harry Wijaya, tak bisa memenuhi permintaan itu. Ia mencoba menenangkan para sopir truk dengan mengajak perwakilan pendemo untuk dialog di dalam gedung.
Pada dialog yang berlangsung hampir empat jam itu, sempat terjadi perdebatan alot. Pendemo tetap bersikeras minta kedua anggota dewan itu dihadirkan.
“Kami bukan menyembunyikan, tapi karena yang bersangkutan sedang tidak berada di kantor. Saya janji akan menyampaikan kepada mereka,” ucap Harry.
Bahkan, politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini memastikan persoalan akan ditindaklanjuti Badan Kehormatan (BK). Mengenai hasil, Harry meminta pengunjuk rasa untuk mengawal proses jalannya pemeriksaan sampai selesai.
Namun, apakah diganti atau seperti apa, Harry mengatakan, hasil pemeriksaan BK akan diserahkan kepada partai masing-masing. “Nanti partai yang akan memutuskan,” jelasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Sukhrowardi mengatakan, dirinya ikut dalam aksi itu bukan sebagai organisasi ALFI ILFA, melainkan sebagai wakil rakyat. “Yang saya suarakan juga untuk kepentingan para sopir,” katanya.
Karena, para sopir mengeluhkan sulitnya mendapatkan solar bersubsidi. Padahal barang yang mereka angkut adalah logistik kebutuhan masyarakat Banua. “Kalau gara-gara sulit dapat solar, masyarakat juga kena dampak,” jelasnya.
Ia menyarankan, baik Organda maupun ALFI ILFA, untuk duduk bersama membicarakan masalah sampai tuntas. “Kedua organisasi ini harus sepakat, siapa yang berhak mendapatkan solar bersubsidi,” pungkasnya.