Melansir data Refinitiv, harga emas dunia di pasar spot tersebut naik cukup tajam yakni 1,15% sepanjang pekan ini meski masih terhitung drop 5,27% dalam sebulan dan ambles 4,16% dalam setahun.
Emas dinilai sebagai aset lindung inflasi sehingga dicari saat inflasi melonjak di negara maju. Namun, statusnya sebagai aset lindung teredam oleh kencangnya kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) dan negara Barat.
Kenaikan suku bunga akan membuat dolar AS sehingga emas makin mahal dan menjadi kurang menarik bagi investor non-AS.
Namun demikian, agresivitas bank sentral negara-negara dalam menaikkan suku bunga acuannya untuk memerangi inflasi memicu kenaikan imbal hasil dan kupon obligasi pemerintah. Pemilik modal pun memburu obligasi pemerintah negara maju yang seringkali disetarakan dengan safe haven (aset aman).