“Pada kondisi tertentu BPA dapat bermigrasi dari kemasan plastik PC ke dalam air yang dikemasnya,” kata Penny.

Pada 2008, pemberitaan masif tentang BPA membikin penjualan botol minum bebas BPA selalu ludes di pasaran. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) menyatakan beberapa efek negatif BPA, termasuk gangguan hormon. Sejauh ini, penelitian tentang BPA masih seputar uji coba terhadap hewan.

Namun, peneliti menyimpulkan bahan kimia tersebut dapat bertindak menyerupai hormon estrogen sehingga dapat mengganggu kadar hormon normal, menghambat otak, perilaku, serta perkembangan janin, bayi, dan anak-anak. Kelompok tersebut merupakan objek paling rentan terkena paparan BPA karena tubuh mereka masih berkembang dan belum bisa maksimal menghilangkan zat asing dari sistem tubuh.

“Kanker, penyakit jantung, obesitas, diabetes, ADHD disinyalir menjadi risiko lain yang perlu diwaspadai dari BPA,” tulis laman WebMD.

Studi biomonitoring The Environmental Working Group (EWG) terhadap bayi baru lahir menemukan BPA pada 9 dari 10 sampel. Artinya bayi bisa jadi terpapar BPA saat berada di dalam kandungan. Sementara itu, tes pada hewan mendapati pengaruh BPA dapat membikin sistem reproduksi tidak normal, kapasitas intelektual berkurang, pubertas dini, resistensi kemoterapi, gangguan asma, dan sistem kardiovaskular.

1 2 3
Exit mobile version