Ironisnya, dalam situasi seperti itu, justru ada menteri yang tak fokus. Itulah alasan kedua kenapa Presiden kembali memperingatkan jajarannya.

Salah satu yang tidak fokus bekerja ialah Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Ketidakfokusan Zulkifli tampak ketika dia masih sempat-sempatnya mengampanyekan sang putri, Futri Zulya Savitri, saat melakukan operasi pasar Minyak Kita di Kecamatan Teluk Betung Timur, Kota Bandar Lampung, Sabtu (9/7).

Dalam video yang beredar luas, Zulkifli mengajak ibu-ibu untuk memilih Futri dalam pemilihan 2024 nanti. Dia pun mengiming-imingi janji bahwa akan ada operasi pasar minyak gratis dua bulan sekali jika sang putri kelak memenangi kompetisi.

Apa yang dilakukan Zulkifli jelas melanggar etika dan profesionalisme pejabat publik. Amat tidak elok ketika seorang menteri memanfaatkan kegiatan kementeriannya untuk urusan politik. Terlebih, urusan itu terkait dengan kepentingan politik keluarganya. Terlebih lagi, negara dan masyarakat sedang menghadapi situasi sulit seperti sekarang ini.

Tugas menteri ialah semata menangani persoalan-persoalan di lingkup kementeriannya. Tugas utama menteri perdagangan saat ini di antaranya menurunkan harga minyak goreng curah menjadi Rp14 ribu per liter. Tugas itulah yang diberikan Presiden kepada Zulkifli saat menunjuknya sebagai pengganti M Lutfi dalam reshuffle kabinet sebulan silam. Tugas yang perlu fokus, tanggung jawab yang butuh energi penuh.

Seperti halnya Presiden Jokowi yang beberapa kali menginstruksikan jajaran kabinetnya untuk fokus, kita pun berulang kali mengingatkan para pejabat bahwa mereka punya tanggung jawab besar kepada rakyat.

Pejabat digaji rakyat untuk mengatasi persoalan rakyat. Mereka diberi banyak fasilitas oleh negara untuk sepenuhnya bekerja buat negara, bukan buat yang lain.

1 2
Exit mobile version