Keduanya sebetulnya punya cita-cita yang sama, yaitu mewujudkan masyarakat yang bebas dari penindasan, yaitu masyarakat tanpa kelas sosial. Hanya saja keduanya tak pernah sepakat dalam hal jalan atau cara mencapai tujuan tersebut.

Marx percaya kaum proletar atau kelas pekerja harus mengambil alih kekuasaan negara dari tangan pemilik modal atau kapitalis, suatu konsep yang disebut “kediktatoran proletariat”. Diktator proletar ini akan bertugas menghapus kelas sosial. Sementara Bakunin tak sepakat dengan itu karena menurutnya kediktatoran proletariat hanya menciptakan otoritas baru yang pada dasarnya sama saja, yaitu sama-sama menindas dan membuat orang tidak bebas. Dan sosialisme tanpa kebebasan, katanya, “adalah perbudakan dan sebuah bentuk kebrutalan.”

Ini adalah inti ketidaksepakatan antara marxisme dan anarkisme, perdebatan yang sampai sekarang pun tidak pernah selesai.

Marx bersama sahabat karibnya Friedrich Engels mengatakan Bakunin adalah petualang yang gemar mencari intrik dan belum dewasa. Marx percaya bahwa Bakunin hanya orang yang penuh pengetahuan dan suka berteori semata.

1 2 3 4 5 6 7 8 9
Exit mobile version