Utilisasi Teknologi dalam Pendidikan Tinggi di Indonesia, Dosen Siap Berubah?

0
Showing 4 of 5

Ketika pemerintah Indonesia mengubah status pandemi menjadi endemi, pada kuartal pertama 2022, istilah hybrid learning mulai bergaung di berbagai universitas. Hybrid learning dapat diadopsi dari level institusi, fakultas, program studi, bahkan dari mata kuliah dengan karakteristik yang beragam. Sebagai contoh, strategi hybrid learning pada level mata kuliah dapat diimplementasikan dalam berbagai kerangka, seperti 1) pengaturan sesi pertemuan kuliah tatap muka dapat juga diikuti mahasiswa secara sinkronus menggunakan video conference atau 2) jumlah sesi dalam satu mata kuliah (umumnya 16 sesi termasuk UTS dan UAS) dapat dibagi dalam komposisi tertentu, misalnya 40% sesi perkuliahan dilakukan secara daring (sinkronus dan/atau asinkronus). Sementara itu, 60% sesi perkuliahan dilakukan secara tatap muka dan masih banyak sekali potensi skema implementasi hybrid learning lainnya.

Setiap universitas, fakultas dan program studi hendaknya tidak terjebak dalam perdebatan mendefinisikan hybrid learning. Namun, justru melupakan hal yang lebih substansif, yaitu bagaimana meningkatkan kompetensi literasi digital pendidik untuk menyajikan desain pembelajaran bermakna. Caranya dengan memanfaatkan teknologi pendidikan yang dapat mendorong mahasiswa mencapai tujuan pembelajaran dengan keberagaman profil dan latar belakang mereka. Selain itu, keberagaman karakteristik mata kuliah yang dimiliki setiap program studi.

Showing 4 of 5
Exit mobile version