Beda DPR & Ahli Soal Harga BBM Perlu Naik atau Tidak
info ruang publik – Anggaran subsidi energi yang mencapai Rp 520 triliun untuk menahan harga di tingkat konsumen terus menimbulkan perdebatan publik. Pasalnya saat ini subsidi energi diketahui tidak tepat sasaran.
Kepala Ekonom BCA David Sumual menjelaskan Indonesia sebagai net oil importir harus hati-hati dengan kebijakan energi ke depannya. Karena produksi di tanah cenderung menurun.
“Sekarang hanya sekitar 600.000 per barel per hari, sedangkan konsumsi kita terus meningkat,” jelas David kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (30/6/2022).
Menurut David, pemerintah bisa saja menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di tahun ini, karena ketidakpastian harga komoditas yang cukup tinggi masih berlangsung sampai tahun depan.
Kenaikan harga BBM di dalam negeri, kata David sebagai antisipasi jika terjadi kondisi geopolitik yang memburuk, yang menyebabkan harga minyak mentah dunia kembali meningkat.
“Jadi, sebenarnya ada semacam hedging, kita menaikan dulu mungkin tidak perlu 100% sesuai harga keekonomiannya, misalnya (naik) 10% sampai 20%, kita hitung-hitung mungkin akan jauh lebih aman buat APBN,” jelas David. Mengingat pemerintah berkomitmen untuk mengembalikan defisit APBN di bawah 3% tahun depan.