Impor Kereta Bekas dari Jepang Lebih Murah Dibanding Produk INKA
info ruang publik – PT KCI menyiapkan anggaran Rp4 triliun untuk membeli 16 rangkaian kereta baru sebagai pengganti rangkaian KRL Jabodetabek yang akan pensiun tahun ini. Jika membandingkan dengan impor kereta bekas dari Jepang, harga kereta baru lebih mahal.
Pengamat transportasi sekaligus akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno mengatakan, biaya untuk mendatangkan kereta bekas yang diimpor dari Jepang adalah biaya angkut. Sehingga, jika dilihat dari sisi pengeluaran pengadaan kereta impor bekas lebih murah.
“Namanya juga bekas. Kemarin yang Jepang itu cuma kasih uang angkut saja, mereka enggak jualan. Diangkut ke Indonesia, ongkos angkutnya ke Indonesia Rp1 miliar untuk 1 kereta yah,” ujar Djoko kepada merdeka.com, Rabu (1/3).
Memang, jika melihat sisi ekonomi, mengimpor kereta bekas dapat menekan anggaran yang dikeluarkan oleh PT KCI untuk pengadaan KRL Jabodetabek. Namun di satu sisi, menurut Djoko, kereta bekas tidak selalu tersedia setiap tahun.
Di samping itu, melihat mobilitas masyarakat Jabodetabek yang menggunakan layanan KRL, Djoko menilai mau tidak mau PT KCI harus memenuhi kebutuhan, meski dengan harga lebih mahal. Jika PT KCI tidak memenuhi kebutuhan transit, Djoko khawatir terhadap keamanan dan keselamatan perjalanan KRL.
Sebab, pada beberapa rangkaian yang sudah berusia tua potensi mengalami gangguan cukup tinggi. Atau, risiko lainnya jika PT KCI tidak mengadakan rangkaian kereta baru, penumpang KRL akan terlantar karena minimnya rangkaian.
“Kalau dilihat kondisi sekarang harus dipenuhi,” pungkasnya.
Sebelumnya, VP Corporate Secretary KCI Anne Purba mengatakan, kereta baru yang akan dibeli dari PT INKA harganya 20 kali lipat lebih mahal dibandingkan impor bekas. “Memang sangat jauh sekali bedanya, 1:20 (beli kereta baru lebih mahal 20 kali daripada beli kereta impor bekas). Cuma kita sudah siapkan ini semua,” ucap Anne.
16 rangkaian kereta baru yang sudah dipesan, diproyeksikan dapat beroperasi pada 2025/2026. Anne mengatakan, kontrak pembelian akan diteken pada Maret 2023, pasca kesepakatan awal sudah diteken lewat perjanjian kesepakatan (MoU) sejak 2022 lalu.